Muhammadiyah Inggris Perhatikan Islamophobia di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LEEDS, UK | Muhammadiyah Inggris Raya ikut andil dalam menanggapi pandangan anti Islam dan Islamophobia di Eropa yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir. Melalui pengurus baru Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Inggris Raya, Muhammadiyah akan bekerja sama dengan komunitas muslim Inggris lain.
Ketua Umum PCIM Inggris Raya yang baru terpilih, Zain Maulana mengatakan Islamophobia dan ide anti-Islam yang berkembang di Eropa saat ini, telah menjadi perhatian dunia internasional. Walaupun Inggris masih jauh lebih baik di bandingkan negara Eropa lainnya seperti Prancis dan Jerman, terkait ancaman Islamophobia.

“Kita akan ikut bersama komunitas muslim di sini terutama yang digawangi masjid-masjid yang ada di UK, yang juga sedang konsen terkait isu Islamophobia,” ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (20/12). Dia mengakui, aktivitas umat Islam di masjid-masjid Inggris masih relatif sama dan lebih baik.

Kerja sama antara organisasi keislaman dan masyarakat di Inggris juga masih mendapatkan tempat di masyarakat. Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik dari Leeds University ini mengatakan, untuk Muhammadiyah melalui PCIM Inggris Raya, akan mempertegas dakwahnya dalam isu besar Islam berkemajuan.

“Kita juga akan membuat semacam simposium internasional dengan membahas isu tertentu misalnya tentang islam dan krisis kemanusiaan, atau membawa wacana tentang fikih air dan fikih kebencaan yg sedang digarap Muhammadiyah ke level internasional,” kata Dosen Hubungan Internasional Fisipol UMY ini.

Sebelumnya PCIM Inggris Raya baru menggelar Musyawarah Cabang Istimewa (Muscim) dan Silaturahim antara warga Muhammadiyah di Inggris Raya pada Sabtu (19/12). Agenda Muscim ini bertempat di Gedung Leeds University Union ini menjadi kegiatan rutin yang menunjukkan eksistensi salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia di Inggris Raya.

Saat ini setidaknya ada lebih dari 50 orang warga dan simpatisan Muhammadiyah di Inggris Raya. Mereka warga Muhammadiyah dari berbagai kota di Inggris Raya, seperti Bristol, London, Leeds, Sheffield, Newcastle, hingga Edinburgh. Latar belakang mereka sebagian besar adalah mahasiswa, akademisi, dan permanent residentIndonesia yang tinggal di Inggris Raya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *