PP Nasyiatul Aisyiyah Kampanye Anti Kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah melakukan kampanye anti kekerasan dan Pashmina (red. Pelayanan Remaja Sehat yang dikelola oleh Nasyiatul Aisyiyah), di Alun-alun Kidul, Ahad (27/12).

Kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Ibu ini berupa pembagian stiker berisi pesan moral anti kekerasan dan pelayanan kesehatan. Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Norma Sari mengatakan Nasyiah memaknai sehat bukan saja secara fisik, tetapi juga secara psikis termasuk dari kekerasan yang rentan dialami remaja perempuan.

Dalam acara ini pengunjung termasuk remaja putra dan putri bisa mendapatkan beberapa layanan yang tersedia di enam pos Pashmina.

Keenam pos tersebut antara lain: 1) pos indeks massa tubuh di mana pengunjung dapat mengukur tinggi dan berat badan. 2) pos ukur kadar Hb. 3) pos layanan kesehatan, 4) pos konsultasi psikologi. 5) pos gizi, dan 6) pos Edu.‘’Di pos inilah pengunjung dapat memperoleh informasi tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta apa yang bisa dilakukan jika mengetahui atau mengalami kekerasan’’kata Norma.

Lebih lanjut dia mengatakan Hari Ibu adalah sebuah momentum untuk mengingat kembali semangat kaum perempuan dan kontribusinya dalam perbaikan kualitas bangsa. Dulu, pada tahun 1928 para ibu berkumpul di Yogyakarta dalam Kongres Perempuan pertama untuk membahas peran perempuan dalam mengatasi masalah-masalah bangsa, terutama pada perempuan dan anak. Seperti halnya masalah peran perempuan dalam pembangunan bangsa, perdagangan anak dan kaum perempuan, pendidikan untuk anak perempuan, masalah gizi dan kesehatan ibu dan balita, pernikahan usia dini, poligami, dan sebagainya.

Norma menambahkan, Nasyiatul Aisyiyah juga suatu organisasi yang bergerak dalam bidang keperempuanan, berkumpul untuk menyerukan kembali semangat anti kekerasan pada perempuan dan anak. ‘’Aksi Nasyiatul Aisyiyah ini diharapkan dapat menggugah kembali kesadaran masyarakat untuk memerangi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang setiap tahunnya semakin tinggi,’’tuturnya.

Dia mengungkapkan data dari Komnas Perempuan pada tahun 2014 menyebutkan angka kekerasan terhadap perempuan sebesar 293.220 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya (2013) sebanyak 279.688 kasus. Kasus kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di ranah personal (keluarga dan relasi intim) yakni 59 persen kasus kekerasan berupa kekerasan terhadap istri.

Selanjutnya untuk kekerasan pada anak, menurut catatan KPAI terjadi adanya peningkatan kasus yang signifikan setiap tahunnya. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada
5066 kasus. Dari keseluruhan kasus tersebut, kasus tertinggi adalah kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH), diikuti kasus pengasuhan, kasus pendidikan, kasus kesehatan dan napza, serta kasus pornografi dan cybercrime.

Dengan semakin tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah dengan tagline gerakan ramah perempuan dan anak dan mendasarkan gerakannya pada cita-cita kemanusiaan, berusaha berkontribusi aktif dalam pencegahan maupun penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *