REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Guru Muhammadiyah di Jawa Tengah kini mendapat kemudahan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ini setelah Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta melakukan kerja sama program studi lanjutan bagi guru, dosen dan kader Muhammadiyah di wilayah Jateng.
Wakil Rektor UMS, Sofyan Hanif mengungkapkan kerja sama tersebut dimaksudkan agar semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini pengajar di sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah di Jawa Tengah. Guru, Dosen dan kader Muhammadiyah yang aktif akan mendapat kemudahan dan keringanan dalam pembiayaan untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana.
“Sudah diatur (keringanan biayanya) lima puluh persen, memang batasan kotanya belum kami bahas, tapi sudah banyak yang mendaftar,” jelas Sofyan usai penandatangan MoU program studi lanjutan sekolah Pascasarjana bagi guru, dosen dan kader Muhammadiyah di Gedung Siti Walidah UMS, Solo pada Jumat (30/12).
Hingga saat ini, jelas dia, sebanyak 270 peserta yang telah mendaftar untuk memperoleh kemudahan program kerjasama tersebut. Kata dia, hal ini menunjukan antusias guru, dosen, dan kader Muhammadiyah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kendati demikian, kata dia, peserta harus melengkapi persyaratan dan mengikuti seleksi. “Kami harus tahu dulu ngajarnya di mana, lalu kalau dia kader juga harus menunjukan identitas, seleksi juga dilakukan untuk memetakan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, PW Muhammadiyah Solo juga memperkenalkan empat lembaga pendidikan unggul Muhammadiyah.
Keempat lembaga pendidikan tersebut yakni SD Muhammadiyah Salatiga, MI Muhammadiyah Karanganyar, SMA Muhammadiyah Wonosobo dan SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Keempat lembaga pendidikan itu diklaim memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan sekolah lain dibawah naungan Muhammadiyah. Menurut Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir mengungkapkan dijadikannya empat sekolah tersebut sebagai sekolah unggulan lantaran telah memenuhi kriteria baik ditingkat wilayah maupun pusat.
“Seperti animo masyarakat sehingga secara kualitatif jumlah siswa lebih banyak dibanding lainnya, kemudian prestasi yang diraih baik oleh siswa, guru dan sekolah. Aspek kesejahteraan guru pun menjadi pertimbangan lainnya,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan adanya sekolah unggulan diharapkan memacu sekolah lain untuk saling berpacu meningkatkan kualitas pendidikan. Dia menargetkan tiap tahunnya muncul sekolah unggulan baru Muhammadiyah di setiap wilayah. “Minimal itu satu wilayah ada satu sekolah unggul Muhammadiyah untuk tiap tingkatan,” katanya.