Sukoharjo — Rombongan Mufti atau Imam Masjid Australia yang dipimpin Prof Ibrahim Abu Malik melakukan rekrutmen imam masjid di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (3/3). Untuk itu, pada hari yang sama, UMS juga melakukan seleksi imam masjid yang diikuti hingga ratusan dosen dan mahasiswa.
“Seleksi diikuti banyak mahasiswa dan dosen, hingga ratusan orang. Dan diseleksi di antaranya oleh Mufti Ibrahim,” jelas Rektor UMS Prof Dr Bambang Setiaji saat menerima kedatangan Mufti Australia di ruang rektorat UMS, Kampus Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (3/3).
Baik Ibrahim dan Bambang mengakui bahwa Australia sekarang ini banyak membutuhkan imam masjid, dan Australia cenderung memilih imam masjid yang berasal dari Indonesia. Selain itu mengingat, Muhammadiyah memiliki lembaga pendidikan, sedang saat ini di Australia sedang butuh banyak imam masjid dengan persaratan hafal Alquran, memiliki wawasan keislaman serta bisa menguasai bahasa internasional.
“Tak hanya hafal Alquran saja, juga harus memiliki wawasan keislaman, wawasan kebangsaan, bahasanya juga harus lancar. Dan mahasiswa UMS sudah banyak yang hafal Alquran, sehingga untuk sarat utama yaitu hafal Alquran kita tidak ada masalah,” ujarnya.
Selain melakukan rekrutmen imam masjid, kata Bambang, Imam Masjid Australia Prof Ibrahim Abu Malik dan Syech Muhammed Hassanin Khamis juga melakukan kuliah umum di Auditorium UMS bertemakan Dakwah, Peluang dan Tantangan bagi Generasi Muda Muslim. Kuliah umum merupakan program Majelis Dikti Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menurut Bambang, digelar dalam rangka mempererat ukhuwah Islamiyah.