Salah satu mata kuliah pilihan yang menuntut mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk mengasah skillnya adalah Manajemen Event. Mata kuliah ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan teori untuk memanajemen sebuah acara. Namun menuntut mereka untuk dapat membuat sebuah event layaknya seorang Event Organizer (EO) profesional.
Biasanya di setiap semester, mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini akan dituntut untuk merencanakan dan mengadakan sebuah kegiatan. Namun di masa pandemi Covid-19 ini, mereka terpaksa harus mengadakan acara tersebut secara daring, baik melalui WhatssApp maupun Google meet. Hal ini dikarenakan pemerintah menerapkan kebijakan untuk social distancing, sehingga segala bentuk kegiatan yang bersifat offline harus ditiadakan.
Kegiatan daring yang dilakukan oleh para mahasiswa ilmu komunikasi berlangsung dari Sabtu-Rabu (2-20/5/2020). Dalam rentang waktu selama 18 hari tersebut, mereka mengadakan kegiatan online berupa 8 seminar dan 2 open donasi. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut tidak jauh berbeda dengan acara yang dilakukan secara offline, hanya saja event online ini lebih mengoptimalkan aktivitas promosi, gathering peserta, dan proses kegiatan yang dimediasi aplikasi.
Meski event online ini dirasa terdapat kendala berupa kesulitan dalam berkoordinasi dan melakukan persiapan karena tidak dapat bertatap muka, namun kondisi tersebut dianggap mahasiswa untuk menambah kreativitas dan pengalamannya. Hal ini dikarenakan nantinya ketika mereka menjadi seorang EO, maka mereka harus bersiap dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.
Kegiatan praktik dari mata kuliah Manajemen Event ini memberikan manfaat positif bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS. Pertama, untuk membantu mahasiswa memahami proses manajemen sebuah event, mulai dari tahap planning, organizing, controlling, actuating sampai dengan evaluating. Kedua, meskipun dengan keterbatasan karena adanya pandemi Covid-19, event akan tetap bisa terlaksana dengan lebih sederhana tanpa mengurangi esensinya. Ketiga, mahasiswa memiliki semangat untuk mencapai target event-nya. Hal ini dikarenakan setiap event wajib mempunyai target, seperti jumlah peserta atau jumlah donasi yang didapatkan. Selain itu pelaksanaan event ini juga dapat menjadi portofolio bagi mahasiswa setelah lulus.
Zahra Noor Eriza selaku dosen mata kuliah Manajemen Event berharap agar di semester depan nanti para mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini dapat melaksanakan kegiatan secara offline. “Semoga semester depan sudah bisa dilaksanakan secara offline”, harapnya.
Harapan tersebut dikarenakan sebelumnya Zahra menargetkan seluruh acara yang di gelar oleh para mahasiswanya dapat diliput oleh media lokal maupun nasional. Namun karena adanya force majeure seperti ini, target tersebut tidak dapat ditetapkan dan praktikum dari mata kuliah ini kemudian menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi.
Selain itu, salah satu ketua penyelenggara event tersebut, Mochammad Vivaldi Marshall Prayudi berharap agar ilmu yang dipelajari dalam mata kuliah ini dapat memberikan pengalaman dan manfaat bagi mereka kedepannya. “Semoga ilmu dan pengalaman yang kita dapatkan saat membuat event online bisa berguna di masa depan”, harapnya. (Novia/Tryvenya)